Jumat, Juni 13, 2025

‘Negara Listrik’: Kegagalan Rating untuk Netflix, Berpotensi Gagal Masuk 10 Besar Sepanjang Masa

Bagikan

Film blockbuster Netflix terbaru “Negara Listrik” mengalami start yang kurang memuaskan dalam hal rating penonton. Meski didukung budget besar dan bintang-bintang seperti Millie Bobby Brown dan Chris Pratt, film ini kesulitan menarik minat penonton dan kritikus. Angka penayangan minggu pertama menunjukkan bahwa film ini berpotensi gagal menembus 10 besar film terlaris sepanjang masa di Netflix, berbeda dengan ekspektasi awal.

Debut yang Mengecewakan untuk “Negara Listrik”

“Negara Listrik” dirilis di Netflix pada 14 Maret 2025 sebagai salah satu proyek paling ambisius dan mahal platform tersebut. Disutradarai oleh Russo bersaudara yang terkenal dengan karya-karya Marvel mereka, film ini sempat memunculkan ekspektasi tinggi. Namun, tanggapan awal cukup mengecewakan, dengan skor kritikus hanya 15% di Rotten Tomatoes.

Meski kritikus kurang menyukai, penonton sepertinya lebih berbaik hati. Film ini mendapat skor 6.0 di IMDb dan 74% rating positif dari penonton di Rotten Tomatoes. Namun perbedaan pendapat antara kritikus dan penonton ini tampaknya belum cukup untuk mendorong film mencapai rekor penayangan.

Angka Penayangan yang Kurang Memuaskan

Berdasarkan data yang dirilis Netflix, “Negara Listrik” mencatat:

  • 53,80 juta jam ditonton
  • 25,20 juta penayangan
  • Masuk top 10 di 93 negara

Angka-angka ini, meski cukup baik, masih jauh di bawah performa film-film Netflix terlaris seperti “Red Notice” atau “Don’t Look Up”. Jika dibandingkan dengan rilisan baru lainnya, posisi “Negara Listrik” kurang menguntungkan, hanya sedikit di atas angka mengecewakan “Rebel Moon”.

Masa Depan Film Blockbuster Netflix yang Tidak Pasti

“Negara Listrik” bisa jadi menandai titik balik dalam strategi Netflix terkait film-film blockbuster berbiaya besar. Film ini, yang merupakan salah satu produksi termahal dalam sejarah platform, berisiko gagal menembus 10 besar film terlaris sepanjang masa yang dihitung berdasarkan 91 hari pertama penayangan.

Performa yang kurang memuaskan ini mungkin akan mendorong Netflix untuk meninjau ulang strateginya dalam memproduksi film-film spektakuler. Namun, platform ini sepertinya belum siap meninggalkan kolaborasi dengan bintang-bintang seperti Millie Bobby Brown, yang proyek berikutnya “Enola Holmes 3” sudah dalam tahap persiapan.

Dampak Kritik terhadap Kesuksesan Sebuah Film

Kasus “Negara Listrik” kembali memunculkan perdebatan tentang pengaruh kritik terhadap kesuksesan sebuah film. Berbeda dengan “Red Notice” yang berhasil meski mendapat kritik negatif, film terbaru Russo bersaudara ini tampaknya terkena dampak buruk dari pemberitaan negatif. Situasi ini memunculkan pertanyaan tentang strategi pemasaran yang harus diterapkan Netflix untuk rilisan mendatang jika menghadapi kritik yang tidak menguntungkan.

Sementara film ini terus tayang di platform, masih harus dilihat apakah word-of-mouth dan reaksi penonton dapat membalikkan keadaan dan memberi “Negara Listrik” kesempatan kedua untuk bersinar dalam daftar film terlaris Netflix. Untuk saat ini, film ini menggambarkan tantangan yang dihadapi produksi berbiaya besar di pasar streaming yang semakin kompetitif dan menuntut.

Masa Depan Konten Netflix

Kegagalan “Negara Listrik” mungkin akan mempengaruhi strategi konten Netflix ke depannya. Platform streaming ini mungkin akan lebih berhati-hati dalam menginvestasikan dana besar untuk film-film blockbuster. Namun, Netflix juga terus mengembangkan berbagai jenis konten untuk memenuhi selera penonton yang beragam.

Misalnya, Netflix baru-baru ini mengumumkan akan memproduksi adaptasi film ‘Cujo’ karya Stephen King, dengan kemungkinan Darren Aronofsky sebagai sutradara. Selain itu, serial populer ‘Black Mirror’ juga akan kembali dengan musim ke-7 nya di Netflix.

Untuk memperkaya katalognya, Netflix juga menambahkan konten lokal seperti karya animasi ‘Dongeng Sang Kancil’. Sementara itu, penggemar film drama bisa menantikan adaptasi ‘Train Dreams’ dengan Joel Edgerton dan Felicity Jones yang akan tayang perdana di Netflix musim gugur ini.

Dengan berbagai konten baru yang menarik, Netflix berusaha mempertahankan posisinya sebagai pemimpin di industri streaming. Meski mengalami beberapa kegagalan, platform ini terus berinovasi dan beradaptasi dengan tren dan preferensi penonton yang terus berubah.

Here is the HTML-formatted Indonesian text based on the instructions, without a conclusion or external links:

Wah, para pemburu hiburan! Kabar gembira nih buat pecinta film aksi sci-fi. Netflix baru saja merilis film blockbuster terbarunya yang berjudul “Negara Listrik”. Tapi sayang, sepertinya film ini nggak segemerlap yang diharapkan. Yuk, kita intip bareng-bareng kenapa film yang dibintangi Millie Bobby Brown dan Chris Pratt ini malah jadi bahan omongan!

Jadi gini ceritanya, “Negara Listrik” ini sebenernya film yang ditunggu-tunggu banget lho. Bayangin aja, disutradarai sama duo Russo bersaudara yang udah bikin film-film Marvel keren. Tapi entah kenapa, pas tayang di Netflix tanggal 14 Maret kemarin, eh malah dapat sambutan yang biasa-biasa aja. Kritikus film pada bilang filmnya kurang greget, cuma dapat skor 15% di Rotten Tomatoes. Duh!

Tapi jangan sedih dulu, ternyata penontonnya pada suka lho! Di IMDb skornya lumayan, 6.0, terus 74% penonton di Rotten Tomatoes bilang filmnya oke. Tapi ya gitu deh, meski banyak yang suka, angka penontonnya nggak sesuai harapan Netflix. Cuma 53,80 juta jam ditonton sama 25,20 juta penonton. Padahal Netflix udah ngeluarin duit banyak banget buat bikin film ini.

Nah, yang bikin heboh tuh, “Negara Listrik” kayaknya bakal susah masuk 10 besar film terlaris Netflix sepanjang masa. Padahal awalnya Netflix yakin banget film ini bakal jadi hit besar. Jadi pada penasaran kan, kira-kira kenapa ya film ini nggak se-booming yang diharapkan? Apa gara-gara kritik yang kurang bagus? Atau jangan-jangan ceritanya yang kurang menarik?

Eh, tapi jangan lupa ya, film ini masih baru kok. Siapa tau dalam beberapa minggu ke depan malah jadi booming. Kita tunggu aja deh perkembangannya. Yang pasti, “Negara Listrik” ini bikin Netflix mikir ulang soal strategi bikin film blockbuster. Kira-kira menurut kalian gimana nih? Apa Netflix harus tetep bikin film-film gede kayak gini atau mending fokus ke film yang lebih kecil tapi berkualitas?

Gimana menurut kalian soal “Negara Listrik” ini? Udah pada nonton belum? Kasih tau dong pendapat kalian di kolom komentar! Siapa tau malah beda sama yang diomongin kritikus film. Yuk, kita diskusi bareng-bareng!

Apakah Anda sudah menonton “Negara Listrik”? Bagaimana pendapat Anda tentang film ini – apakah Anda setuju dengan kritikus atau justru menikmatinya? Bagikan pengalaman menonton Anda dan beri tahu kami mengapa Anda pikir film ini berhasil atau gagal!

Dave.S
Dave.S
Hi, I'm Dave, a 27-year-old journalist with a passion for film and series. I explore the latest trends, analyze cultural impacts, and share insights into storytelling. Join me as we dive into the captivating world of cinema and television!

Baca lebih lanjut

Temukan juga